Rabu, 02 Mei 2018

Fillum Protozoa


Pernah mendengar hewan atau makhluk kecil tak terlihat yang katanya jumlahnya milyaran dan ada dimana-mana ?

(Dr. R. Wagner)

Yuk baca artikel dibawah ini agar lebih mengenal si makhluk kecil ini !

Protozoa merupakan jenis protista yang menyerupai hewan. Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu proto yang berarti pertama dan zoa yang berarti hewan. Sifat umum protozoa adalah uniselluler, heterotrofik, dan merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks.
Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 – 200 ยต. Bentuk selnya sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Sebagian besar protozoa memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu getar (silia), atau bulu cambuk (flagellum). Beberapa protozoa memiliki cangkang. Sel protozoa umumnya terdiri dari membrane sel, sitoplasma, vakuola makanan, vakuola kontraktil (vakuola berdenyut), dan inti.
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme. Sebagai pemangsa bakteri, protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam. Protozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam. Sebagian besar protozoa hidup bebas di laut atau air tawar, misalnya di selokan, kolam, dan sungai. Jenis lainnya ada yang hidup di tanah. Beberapa jenis protozoa hidup dalam tubuh hewan atau manusia dengan cara bersimbiosis.
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara pembelahan biner. Pembelahan diawali deangan pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Sebagian protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel geaneratif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti sel disebut konyugasi.
Dalam siklus hidupnya,  beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif yang disebut kista. Kista diselubungi oleh kapsul polisakarida yang melindungi protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan. Jika kondisi lingkungan membaik, misalnya tersedia makanan dan air maka dinding kista akan pecah dan protozoa keluar untuk memulai hidupnya kembali.

Referensi
Kaswati, H. Y., dkk. (2003). Zoologi Invertebrata. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Djuhanda, Tatang. (1980). Kehidupan dalam Setetes Air. Bandung : Institut Teknologi Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar